BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejarah tidak dapat dipisahkan
dari fakta-fakta sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat karena,
munculnya suatu peristiwa sejarah dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
yang terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat,salah satuhnya adalah kebudayaan.
Bahkan masalah sosial yang muncul dan berkembang di masyarakat sering kali
menimbulkan suatu peristiwa, baik peristiwa itu tergolong dalam peristiwa kecil
ataupun tergolong dalam peristiwa besar.
Kebudayaan merupakan suatu
hasil karya manusia dan rasa cipta manusia untuk menguasai alam sekitarnya dan
diabadikan bagi masyarakat pada suatau lingkungan. Kebudayaan merupakan sesuatu
kepercayaan,pengetahuan,moral ataupun adat istiadat dan kemampuan yang lain
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia serta masyarakat.
Segalah ciptaan manusia
ini,yang sesungguhnya hanyalah hasil usahanya untuk mengubah dan memberi bentuk
serta rumusan baru kepada pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan
rohaninya itulah yang dinamakan kebudayaan.
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam
lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Menurut Paul B. Horton
& C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
kelompok kumpulan manusia tersebut
1.2.Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas,
kami dapat merumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.
Mendeskripsikan pengertian kebudayaan dan Masyarakat
2.
Menyimpulkan unsur-unsur kebudayaan
3.
Apa fungsi kebudayaan bagi masyarakat
4.
Menjelaskan sifat dan hakikat kebudayaan
5.
Bagaimana pengaruh budaya terhadap kepribadian individu
6.
Menjelaskan gerak budaya terhadap masyarakat
1.3. Maksud dan Tujuan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Kebudayaan dan masyarakat,guna untuk menambah pengetahuan,menyadari,menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan kewajiban dari setiap orang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
a)
Kebudayaan
Budaya
atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosiol-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah
pengertian kebudayaan dari beberapa ahli diantaranya :
1) E.B Tylor (1871) seorang antropologi
yang mengemukakan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan,kepercayaan,kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia serta
masyarakat.
2) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan bahwa kebudayaan
merupakan hasil karya,rasa dancipta manusia. Karya menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau material culture untuk menguasai alam sekitar, untuk
diabadikan bagi masyarakat. Rasa meliputi jiwa,mewujudkan segalah kaidah dan
nilai social yang mengatur masalah masyarakat dalam arti luas. Cipta merupakan
kemauan mental,kemauan berpikir orang yang hidup bermasyarakat yang
menghasilkan filsafat dan ilmu material culture. Segi material mengandung karya
adalah kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda maupun lainnya yang
berwujud benda. Segi spiritual manusia menghasilkan kepercayaan,kesusilaan
kesopanan dan hukum serta rasa yang dihasilkan keindahan.
b)
Masyarakat
Istilah
masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang
memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan
budaya, wilayah, dan identitas.Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama
di suatu lingkungan yang mana mempunyai kebudayaan yang sama.
Berikut di bawah ini
adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile
Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang
merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu dan mempunyai
kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok
/ kumpulan manusia tersebut.
2.2.Unsur-unsur kebudayaan
Berdasarkan sejarah
kebudayaan, Redfield berpendapat bahwa bentuk kebudayaan dapat dibagi dua
yaitu:
1)
Kebudayaan rendah, kebudayaan rendah bukan yang terjadi
sehari-hari, tetapi bisa juga dikatakan sebagai kebudayaan tinggi. Namun
cakupannya tidak seluas kebudayaan tinggi.
2)
Kebudayaan tinggi, sering dikatakan sebagai peradaban.
Contoh dari kebudayaan tinggi yaitu peradaban Lembah Sungai Nil dan peradaban
Mesopotamia.
Koentjaraningrat menyimulkan ada tujuh
unsur-unsur kebudayaan yaitu:
1.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat
untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan
hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari
naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contohnya adalah ketika kita belajar kebudayaan Minangkabau,
kita mengenal Bahasa Minang sebagai alat komunikasi. Bahasa Minang sebagai
bahasa ‘kebudayaan’ penanda masyarakat Minangkabau yang sekaligus memnuat
pikiran, ide, gagasan, dan atau apa saja muatan kebudayaannya sehingga dapat
bertahan dan berkembang.
2. Sistem pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut
logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).
Yang dimaksudkan system pengetahuan dalam suatu unsur
kebudayaan adalah, system pengetahuan yang menjadi cirri dari kelompok
masyarakat tertentu, contohnya adalah system pengetahuan suku maya yang menjadi
dikatakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan moderen saat ini.
3. Organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang
sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem
kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur
sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial
yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian
sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri,
dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan
lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga
unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Contohnya ketika kita mempelajari kebudayaan
Jawa, tentu saja masyarakat Jawa mempunyai organisasi sosial. Organisai sosial
masyarakat Jawa yang mapan menjadikan perekat tatanan sosial yang bagus. Kita
mengenal masyarakat Jawa yang tingkat kebudyaannya tinggi. Kita tidak membahasnya
lebih dalam.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik
memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam
cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil
kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau
masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan
macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan
fisik), yaitu:
Contohnya bila kita tertarik pada kebudayaan
Banjar, dalam mendayung kebudayaannya, masyarakat Banjar memiliki sistem
peralatan hidup dan tehnologi. Masyarakat Banjar sebagai pendukung culture
river mempunyai peralatan dan tehnologi khas yang susah ditandingi masyarakat
Nusantara.
5. Sistem mata pencaharian hidup
Di kota-kota besar seperti di Jakarta
mungkin system mata pencaharian hidup sudah tidak termasuk unsure kebudayaan
karena sudah terlalu banyak mata pencaharian yang ada, tetapi didaerah-daerah
tertentu system mata pencaharian hitup masih menjadi unsur kebudayaan seperti
di salah satu bagian NTT, Larantuka hampir semua masyarakatnya memiliki sistem
mata pencaharian sebagai nelayan.
6. Sistem religi
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya
tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat
terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi
dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu
bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup
bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem
kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali
terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar
dari bahasa Latin religare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur
kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy
and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
sebuah institusi dengan keanggotaan yang
diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket
doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu
untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip,
seperti “10 Firman” dalam agama Kristen atau “5 rukun Islam” dalam agama Islam.
Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya
dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.
masyarakat Bali pantas dijadikan contoh betapa sistem relegi
dan kesenian dipadu sedemikia rupa sehingga menjadi sangat terkenal.
7. Kesenian
kesenian mengacu pada nilai keindahan
(estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang
dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa
tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana
hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Kesenian adalah unsur kebudayaan yang paling
mencirikan kelompok masyarakat tertentu, karena hanya terdapat di kelompok
masyarakat itu saja, seperti reok ponorogo, yaitu kesenian khas daerah
Ponorogo.
2.3. Fungsi kebudayaan bagi masyarakat
Kebudayaan mempunyai
fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan ang¬gota-anggotanya seperti kekuatan clam, maupun
kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu
baik baginya. Kecuali itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan,
baik di bidang spiri¬tual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat
tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi olch kebudayaan yang bersumber
pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar oleh karma kemampuan
manusia adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan kebudayaan yang
merupakan basil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi
atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dimana melindungi
masyarakat terhadap lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi
paling sedikit tujuh unsur, yaitu:
Ø
Alat-alat produktif,
Ø
Senjata
Ø
Wadah
Ø
Makanan dan minuman
Ø
Pakaian
dan perhiasan
Ø
Tempat
berlindung dan perumahan,
Ø
Alat-alat
transpor.
Dalam
tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf
permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam
batas-batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada
masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaannya.
Misalnya suku bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah Jambi, masih
bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih
merupakan masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap, hal mana
disebabkan karena persediaan bahan pangan semata-mata tergantung dari
lingkungan alam. Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan dimana kepada
manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan
alamnya.
Keadaannya berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia, Perancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar.
Keadaannya berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, di mana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sangat luas untuk memanfaatkan hasil-hasil alam dan apabila mungkin menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Soviet Rusia, Perancis, Jerman dan sebagainya, merupakan beberapa contoh dimana masyarakatnya tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitar.
2.4.Sifat hakikat kebudayaan
Sifat dan hakikat kebudayaan meliputi :
1.
kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia
2.
kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya
suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan
3.
kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4.
kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang dizinkan.
2.5.Kepripadian dan kebudayaan
Budaya mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu
secara langsung karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yg
memiliki kebudayaan itu. Ciri-ciri dan unsur kepribadian seorang individu
dewasa sebenarnya sudah tertanam kedalam jiwa seorang anak sejak awal , yaitu
melalui pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.
Pembentukan
kepribadiaan sangat dipengaruhi oleh tiga (3) unsure penting yaitu :
a)
pengetahuan berupa kemampuan yang membentuk konsep dan
fantasi untuk mengembangkan cita-cita,gagasan,ilmu pengetahuan dan karya seni
b)
perasaan manusia,karena pengetahuan yang dimiliki biasa
sebagai keadaan positip (menyenangkan) dan negative (tidak menyenangkan).
c)
Dorongan naluri yang berupa keamanan yang sudah
terkandung dalam organisasinya dan merupakan bawaan lahir seperti dorongan
untuk mempertahankan hidup,mencari makan,bergaul meniru
sesamanya,keindahan,berbakti kepada Tuhan dan sebagainya.
Menurut
J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak.
1) Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2) Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3) Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
2.6. Gerak kebudayaan
Gerak kebudayaan
dapat melalui proses akulturasi. Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia
dan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur suatu kebudayaan asing
yang berbeda sesemikian rupa dan diolah diolah kedalam kebudayaaan sendiri,
tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri atau budaya
asli.
Beberapa masalah
dalam proses akulturasi :
Ø
Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah
diterima
Ø
Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit
diterima
Ø
Individu-individu manakah yang cepat meneima
unsure-unsur baru
Ø
Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai
akibaat akulturasi tersebut
Pada
umumnya,unsure-unsur kebudayaan asing yang mudah diterimah adalah unsure-unsu
kebudayaan kebendaan,memberikan manfaat yang besar dan yang mudah disesuaikan
dengan keadaan masyarakat yang menerimanya.sedangkan unsure-unsur yang sulit
diterima seperti system kepercayaan dan unsur yang dipelajari pada taraf
pertama proses sosialisai, contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok
suatu masyarakat. Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga sukar
sekali jika diubah dengan makanan pokok yang lain.
Pada umumnya generasimudah dianggap
sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
Namun,selalu ada golongan masyarakat yang sukar bahkan tidak dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa
kebudayaan dan masyarakat merupakan suatu kesatuan yang sangat erat sekali,yang
tidak mungkin kedua-duanya itu dapat dipisahkan karena adanya kebudayaan pasti
ada masyarakat (manusia itu sendiri).
3.2.Saran
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Budaya
dan masyarakt ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat menyadari betapa
berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang ahirnya akan membuat
masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
“Mari kita semua bersama-sama menjaga,
memelihara,melestarikan kebudayaan dan mempertahankan kebudayaan bangsa kita untuk
generasi-generasi penerus”
DAFTAR PUSTAKA
Joko sugiyarto,Suyono,Wiwik Dwi
Hartati,sosiologi SMA kelas x.CV
Sindhunata
DR.R Soekmono,Pengantar kebudayaan Indonesia 1.yogyakarta,Kanisius
1973
http://carapedia.com/pengertian_definisi_masyarakat_menurut_para_ahli_info488.html
http://zudanzd.blogspot.com/2010/12/sosialisasi-kepribadian-dan-kebudayaan.html
http://goyangkarawang.com/2010/03/definisi-wujud-dan-unsur-kebudayaan/
http://mahardhikazifana.com/culture-literature-sastra-budaya/mengeksplorasi-ilmu-budaya-4-bentuk-unsur-kebudayaan.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Norma-Norma_yang_Berlaku_dalam_kehidupan_Bermasyarakat,_Berbangsa_dan_Bernegara_7.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar