19 07 2008
Perang Dunia Kedua dimulai dengan serangan tentara Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler, terhadap Polandia
pada tanggal 1 September 1939. menurut sebagian data statistik, puluhan negara
terlibat pertempuran dalam perang ini, dan sekitar 55 juta orang tewas, yang
setengah dari mereka adalah rakyat sipil. Setengah dari Eropa hancur lebur
akibat perang. Dalam perang yang berlangsung selama lima tahun ini, terjadi
berbagai pembunuhan massal. Sumber daya manusia serta sumber daya material yang
seharusnya dimanfaatkan demi kesejahteraan umat manusia, malah digunakan untuk
saling menghancurkan sesama manusia.
Salah satu
poin penting dalam PD II adalah bahwa perang ini terjadi tepat di jantung
peradaban Eropa. PD II dimulai di Eropa, sebagaimana 20 tahun sebelumnya,
Perang Dunia I juga berakhir di Eropa. PD I menewaskan 5 juta orang dan 30 juta
lainnya cacat. Dengan demikian, dalam jangka waktu 20 tahun telah meletus dua
perang dahsyat di Eropa.Dengan kata lain, fakta ini menunjukkan bahwa jiwa
oportunis dan konfrontatif yang bersemayam dalam jiwa pemerintahan
negara-negara Eropa tidak ada tandingannya dalam sejarah manusia.
Poin menarik
lain dalam PD II adalah motivasi yang memicu perang tersebut. Adolf Hitler
adalah seorang diktator yang haus kekuasaan, yang mengimpikan kekuasaan atas
seluruh kawasan Eropa dan dunia. Demi mencapai impiannya itu, Hitler tidak ragu-ragu
untuk melancarkan perang dan melakukan berbagai bentuk kejahatan kemanusiaan.
Hitler adalah manisfestasi nyata dari seorang manusia yang melampaui batas dan
pelaku kejahatan. Manusia seperti inilah yang disebut dalam Al Quran surat Al
Alaq ayat 6-7, yang artinya sbb. “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia
benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup“.
Salah satu
bentuk kejahatan Hitler yang paling banyak disebarluaskan oleh media massa
dunia adalah pembunuhan masal terhadap etnis Yahudi, yang diistilahkan dengan Holocaust. Kaum
Zionis mengklaim bahwa selama PD II, sebanyak enam juta etnis Yahudi dibunuh
oleh tentara Nazi Jerman. Dengan dalih ini pula, kaum Zionis menuntut
pemerintah Jerman untuk memberi ganti rugi perang jutaan dolar. Pada tanggal 10
Mei lalu, sebuah monumen memorial korban Holocaust telah diresmikan dengan
dihadiri oleh pejabat tinggi Jerman dan rezim Zionis. Monumen memorial yang
dibangun di samping gedung Parlemen Jerman ini memiliki luas 20.000 meter persegi
dan menghabiskan dana 28 juta Euro.
Holocaust
pada kenyataannya adalah sebuah fenomena yang disalahgunakan oleh kaum Zionis
untuk mencari keuntungan sepihak. Meskipun kejahatan Hitler sepanjang PDII
tidak bisa disangkal lagi, namun penelitian mendalam tentang fakta Holocaust
menunjukkan bahwa kaum Zionis telah memanipulasi fakta ini. Sesungguhnya, warga
Eropa yang tewas akibat PD II jauh lebih besar daripada jumlah etnis Yahudi.
Selain itu, jumlah penduduk etnis Yahudi di Eropa secara keseluruhan pada zaman
ini jauh dibawah angka enam juta. Karena itu, tidak mungkin bila ada enam juta
etnis Yahudi yang dibunuh oleh tentara Nazi Jerman dalam PD II.
Pasca Perang
Dunia II, kaum Zionis memanfaatkan Holocaust sebagai alat untuk menarik simpati
dunia terhadap kaum Yahudi. Dengan membesar-besarkan kejadian tersebut, kaum
Zionis berusaha menggalang dukungan dunia agar dibentuk sebuah negara khusus
untuk bangsa Yahudi. Akhirnya, tiga tahun usai PD II, yaitu tahun 1948, Zionis
berhasil mendirikan sebuah negara illegal di atas tanah yang dirampas dari
bangsa Palestina. Hal ini menunjukkan betapa besar arti kisah Holocaust bagi
kaum Zionis. Tak heran bila segelintir ilmuwan yang berani mengungkapkan
kebohongan Zionis mengenai Holocaust mendapatkan tekanan keras dari Zionis.
Sebagai contoh, Roger Garaudy seorang
ilmuwan Perancis yang dengan berani mengungkapkan kebenaran di balik kejadian
Holocaust, akhirnya dijatuhi hukuman oleh pengadilan Perancis. Padahal,
penelitian yang dilakukan Garaudy benar-benar ilmiah dan dapat diuji
kebenarannya.
Dalam PD II,
banyak negara yang berperan dalam penaklukan Hitler, dan negara-negara tersebut
menanggung kerugian yang besar akibat perang. Sebagai contoh, Uni Soviet selama
PD II kehilangan 27 juta warganya, yang setengah dari mereka adalah warga
sipil. Sementara itu, AS ikut terjun dalam PD II pada tahun 1941 dan memainkan
perang yang cukup signifikan dalam penaklukan Hitler. Namun, karena wilayah AS
sendiri tidak tersentuh perang, jumlah korban di pihak AS murni dari kalangan
militer, yaitu sebanyak 300.000 orang. Oleh karena itu, propaganda para pejabat
AS, termasuk Presiden Bush, dan media massa negara itu, yang berusaha
menampilkan pada dunia bahwa AS-lah yang paling berjasa dalam PD II, jelas
telah mengabaikan pengorbanan berbagai bangsa Eropa.
Selain itu,
meskipun jelas terbukti bahwa Hitler telah melakukan berbagai kejahatan perang,
tidak bisa dilupakan bahwa selama perang, tentara Sekutu pun sangat banyak
melakukan kejahatan anti kemanusiaan. Rakyat sipil di negara-negara yang
tergabung dalam Blok Axis, juga sangat banyak yang tewas di tangan tentara
Sekutu. Kejahatan terbesar tentara Sekutu adalah pengeboman terhadap kota
Hiroshima dan Nagasaki, yang dalam beberapa detik saja, telah merenggut ratusan
ribu warga sipil di kedua kota itu. Bahkan, radiasi nuklir bom tersebut hingga
kini masih terus dirasakan dampaknya oleh sebagian warga Jepang.
Dengan
kekalahan tentara NAZI Jerman, pasukan Sekutu meraih rampasan perang yang
sangat besar. Bahkan, pihak Sekutu memaksa negara-negara Axis untuk mengganti
rugi segala kerusakan yang terjadi akibat perang. Negara-negara Sekutu,
terutama AS, juga telah memanfaatkan situasi ini untuk menjadikan negara-negara
Axis berada di bawah hegemoni dan infiltrasi mereka.
Setelah bubarnya Uni Soviet, AS kini
merasa sebagai negara terkuat di dunia dan paling berjasa dalam PD II. Dengan
kata lain, dunia kita kembali menyaksikan bahwa di peradaban Barat telah muncul
sebuat kekuatan besar yang berambisi untuk menguasai dunia. Bedanya, dalam
usaha merealisasikan ambisinya ini, AS menggunakan kedok perlindungan atas HAM,
kebebasan, demokrasi, dan perang melawan terorisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar